Kamis, 06 Maret 2008

Ketika Senja Menjadi Petang

Kulihat tubuh yang tak bergerak di hadapanku wajahnya beku
Bibir yang selalu tersenyum kepadaku kini telah tertutup rapat
Kutatap keajaiban biru di depan kami dalam kekosongan.
Laut, angin, matahari, cinta dan sahabat kini…
Kini ia telah pergi…
Hari ini kak abi akan pulang. kakakku yang selalu kurindukan akhirnya pulang…
Kami pun pergi menjemputnya di bandara
Tepat pukul 02.00 siang ia pun datang, melihatnya aku pun langsung menghambur ke pelukannya. Tapi g’ tau kenapa aku merasa ada yang lain darinya ia lebih kurus dari waktu ia berangkat ke amrik karena mendapat beasiswa kuliah keluar negri. Setelah 4 tahun ini adalah pertama ia pulang ke Indonesia karena kami hanyalah keluarga yang sederhana yang g’ bisa membiayai kepulangannya setiap tahun. Hanya setelah menyelesaikan masa belajarnya di sana barulah ia bisa pulang. Seminggu sudah kak abi berada di sini, aku dan dia udah melakukan banyak hal ia bercerita bagaimana kehidupannya di amrik dan bagai mana system pendidikan disana. Ia mengantarku dan menjemputku di SMA Nusa Bangsa ( sekolah ku ), membuat teman-temanku merasa iri padaku karena di jemput oleh seorang pangeran ( panggilan mereka untuk kak abi ). Tapi teman-teman ku sempat g’ percaya kalo’ kak abi itu adalah kakakku karena aku dan dia walau mirip, kami sangat berbeda aku g’ begitu memperhatikan panampilan kusedangkan kak abi sangat memperhatikan penampilannya, namun sedikit berbangga aku memang memiliki wajah yang cukup manis sehingga itu g’ begitu mempengaruhiku. Hari ini aku dan kak abi pergi ke pantai yang masih asri ( jarang di datangin orang ) di sini sangat sejuk dan jelas g’ bising kayak di kota-kota. Aku dan kak abi jalan-jalan di sekitar pantai sedangkan ayah pergi memencing sedangkan ibu menyiapkan makanan. Waktu kami lagi jalan** kami bertemu dengan seorang cewek berjilbab yang lagi duduk di pantai itu sendirian. karena penesaran kami mendatanginya.
“ kok sendirian aja…” Tanya kak rido
“ ia… kenapa ?” jawab cewek itu sedikit terkejut dengan kedatangan kami
“ oya kenalin aku faraby, panggil aja abi… dan ini adikku fara ! ucap kak abi sambil menyodorkan tangannya.
“ raisah “ jawabnya sambil menjabat tangan kak abi kemudian menyodorkan tangannya padaku.
“ fara “ jawabku “ kakak datang ke sendirian ya… mank kg takut pa ? lanjutku
“ g’ kakak udah biasa datang ke sini ! oya… kalian baru pertama kali ya kesini !
“ ia… kami memang baru pertama kali datang kesini “ jawab kak abi
“ aku sih dari kemaren mau ke sini tapi kak abinya yang ga…tot… ! cerocosku
“ oh… gitu ya padahal disini enak lho… pantainya masih alami “
“ oya… berarti kamu sering datang kesini ya…? Tanya kak abi
“ ya… lumayan seringlah…” jawab kak raisah
“ berarti kakak tau donk… tau donk tentang pantai ini ! temenin jalan-jalan donk kak ! kita kan baru di sini jadi kita g tau apa-apa, mau ya kak ya…? Pintaku
“ ia betul juga… ! dari pada kamu sendirian mending ikut kita ! tambah kak abi
“ boleh “ jawabnya lembut
kami pun jalan-jalan dengan di temani kak raisah, dia orangnya menyenangkan, ramah, cantik, dan lemah lembut. Ternyata dia juga baru beberapa bulan di Indonesia setelah lama kuliah di amerika, n dia selalu datang ke pantai ini jika pulang ke Indonesia. Setelah beberapa lama berjalan kami pun kembali ke mobil kami kami pun membakar ikan yang di pancing oleh ayah… aku pun mengajak kak raisah bergabung bersama kami, dan itu

langsung di setujui oleh kak abi. Dan kak raisah pun mau.
Sore harinya setelah menyaksikan matahari tenggelam di pantai itu kami pun pulang aku sempat mengajak kak raisah pulang ( sekarang aku memanggilnya kak ecca karena lebih singkat ) tapi ternyata ia membawa mobil sendiri. Kami pun berpisah dan itu lah awal dari hubungan kak abi dan kak ecca. Setelah hari itu wajah kak abi terlihat leibh cerah dari biasanya dan aku tau klo dari pertama kenal kak abi menyukai kak ecca, dan aku juga menyutujunya karena kak ecca cantik dan baik. Dari situ aku dan kak abi sering menelpon kak ecca. Dan kami pun sering jalan bareng ke mal maupun nyari makan di pinggir jalan. Dulunya aku dan kak abi jalan sendiri sekarang kami telah bertiga.
Dengan berjalannya waktu kak abi n kak ecca pun jadian kak abi keliatan begitu gembira. Aku pun jadi dekat banget ma kak ecca karena kak ecca selalu nanya tentang kak abi ma aku ! aku mulai sibuk di sekolah yah… ikut ekstrakulikuler, ngerjakan tugas, maupun jalan bareng ma teman**ku. Sekarang aku agak jarang jalan bareng ma kak abi karena kak abi udah kerja. Tapi tetep harus ada satu hari untuk jalan bareng ma aku n kak ecca karena klo tidak aku pasti akan marah**. Hari ini aku bakalan seharian penuh di sekolah karena ada rapat osis mendadak n latihan tekwondo, padahal hari ini aku udah janji ma kak ecca mo nemenin jalan dengan syarat aku bakalan di belikan 2 novel baru. Bel tanda berakhirnya pelajaran berbunyi anak** di kelasku berhambur keluar kelas tinggal aku n sahabatku tiara feminim banget.
“ ayo… far kita buruan ke ruang osis nanti di marain pak aji “ kata tiara sambil menarik tanganku
“ bentar… dlu aku mo sms kak ecca ! lagian pak aji g bakalan marah ma aku ! aku kan murid kesayangannya he…he…he…! Balasku
“ ih… pede banget sih… “ jawabnya
“ayo… “ ujarku sambil menarik tangannya. tiara yang lemah lembut itu berteriak. Kami pun menuju ruangan osis dan ternyata kami memang telah di tunggu, karena kami berdua adalah pengurus inti. Setelah kurang lebih satu jam kami pun selesai, aku, tiara dan beberapa pengurus osis lainnya masih bartahan karena harus membicarakan beberapa hal. Setelah beberapa menit kami pun selesai. Dan kau pun menuju ruang latihan tekwondo, tiba-tiba tiara mengikuti.
“ lho… kenapa kamu g’ pulang “
“ aku ikut kamu ya… soalnya aku malas di jemput sama pak dirman “
“ lho kok malas pak dirman kan memang sopir kamu “
“ ia… tapi hari ini aku malas, aku ikut kamu aja ya… aku nunggu kamu latihan juga g’ papa !”
“ ya… udah tapi jangan marah kalo kepanasan naik motor plus jangan teriak klo kau ngebut !’
“ iya… deh janji ‘
“ ya… udah… aku curiga kamu Cuma mo ketemu kak doni , iya…kan…”
“ g’… kok ‘
‘ ngaku aja…” teriakku sambil berlari, dan tiara mengejarku hingga aula latihan tekwondo. Sekitar jam 4 sore aku pun selesai setelah itu aku pun mengantar tiara pulang kemudian aku pun pulang. Hari ini kak abi pulang lebih awal, dia bilang kalo di sedang tidak enak badan aku yag biasanya selalu mengganggunya pun sekarang sangat tidak jail karena melihat ia begitu kecapean. Hari ini hari minggu biasanya kami jalan ke pantai tapi kali ini tidak karena kak abi merasa kurang enak badan, aku pun hanya bermain ps di rumah kak ecca pun datang saat ku telpon klo kak abi merasa kurang enak badan. Hari ini ayah dan ibu keluar kota karena urusan dinas. Jadi sekarang hanya aku dan kak abi untung ada kak ecca yang membantuku memasak tapi jujur aku tidak bisa memasang jadi yagn memasak hanyalah kak ecca tapi aku tetap Bantu motong** sayur n ternyata masakan kak ecca enak banget…g’ terasa hari sudah malam kak ecca pun pulang tapi kak abi masih merasa kurang enak badan jadi aku yang mengantarkan kak ecca pulang ( cozx kak ecca g’ bawa mobil ) dengan motor satria F kesayanganku
setelah itu pun aku pulang. Keesokan harinya kak abi udah sehat tapi mukanya masih terlihat agak’ pucat. Hari akuterlambat pulang karena ada tugas tambahan disekolah, di tengah perjalanan pulang aku mendapat telpon dari kak ecca klo kak abi masuk rumah sakit suara kak ecca terdengar gemetar. Begitu sampai di rumah saki aku langsung menghampiri kak ecca dan di situ ternyata sudah ada ibu dan ayah, ibu terlihat menangis di pelukan ayah dan kak ecca pun sedang mengangis sambil menutupi wajahnya dengan tangannya
“ kak ada apa… kak abi kenapa ? ‘ tanyaku sambil menahan tangisku
“ abi…abi…”
“ kak abi kenapa kak… !
“ abi… abi… mengidap kanker dan kata dokter umurnya tidak akan lama lagi “
aku pun tak bisa lagi menahan tangis. Aku pun menghampiri ibu dan ayah.
“ bu’… itu boongkan kan bu ! dokter salah kan bu’ ! tanyaku pada ibu. Tiba- tiba ibu memelukku…
‘itu benar far selama ini abi menyembunyikannya dari kira “ jawab ibu sambil memelukku erat
kami pun terdiam dalam pikiran kami masing-masing. Dokter pun keluar dari ruangan itu kami semua dengan segera bertanya bagaimana keadaan kak abi , dan ternyata kak abi suh siuman tanpa di perintah aku pun langsung masuk. Melihatku masuk kak abi terseyum dan tak lama kak ecca, ayah juga ibu masuk.
“ kakak jahat masa’ kakak sakit g’ bilang** padahal kakak udah janji klo kakak ada masalah kakak pasti bilang ma aku ! kakak g sayang ma aku…! Ujarku
“kakak g’ pengen bikin fara sedih maafin kakak ya…!”
“tapi kakakkan udah janji ! kakak juga g’ ngasih tau ayah ibu kak ecca kakak saying g’ sih ma kami 1 klo kakak sayang kakak pasti cerita “
“maafin kakak ya… kakak g’ bermaksud bo’ong ma kamu tapi kakak butuh waktu fara…kakak sayag banget ma kalian”
“ fara… maafin tapi kakak harus janji klo ada sesuatu kakak harus cerita ma aku…janji” ucapku sambil menyodorkan jari kelingkingku dan kak abi pun menyambutnya.
Setelah itu kami pun bersikap separti biasanya bagai tak terjadi apa** tapi setiap aku sendirian aku selalu menangis kenapa kakak yagn selama ini aku cintai dan satu**nya kakakku harus menderita, kak ecca terlihat begitu sedih belum satu tahun mereka bersama tapi kenapa ini harus terjadi. Seminggu kemudian kak abi sudah bisa pulang tapi setiap minggu juga kak abi harus ke rumah sakit untuk melakukan transfusi darah. Mulia dari situ aku berjanji aku akan membahagiakan kak abi , kak abi sudah tidak lagi berkerja karena di larang oleh dokter dan kami semua. Setelah pulang sekolah aku tidak pernah lagi main ke rumah teman**ku apabila ada tugas maka teman**ku lah yang harus datang ke rumahku dan yang paling sering datang kerumah adalah tiara, kak ecca setiap hari datang ke rumah , ibu tak parnah lagi ikut ayah dinas keluar kota. Tiga bulan berikutnya kak abi sudah tidak bisa berjalan lagi tubuhnya begitu kurus ia hanya bisa menggunakan kursi roda, ia sering meminta kami membawanya ke pantai di mana kami pertaman kali bertemu dengan kak ecca pantai itu kami beri nama fabarais beach. Yaitu singkatan dari nama kami.
Kami berusaha agar tidak terlihat sedih di hadapannya namun kami selalu menangis apabila berada di kamarnya. Dua bulan kemudian ia sudah tidak bisa duduk ia hanya bisa berbaring di tempat tidur kami tidak bisa lagi menatap matahari tenggelam dari pantai. Dia sudah tidak mau lagi menjalani transfusi darah namun karena kami selalu memaksa nya untuk menjalani itu kami selalu menangis saat mendengar teriakannya ketika manjalani transfusi darah. Aku selalu memainkan gitar untuknya karena bermain gitar adalah hobinya yang g’ pernah ia tinggalkan. Hampir setahun sudah ia menderita pernah aku berbicara kepada ayah ibu dah kak ecca klo aku meminta Allah lebih baik mengambil nyawa kak abi dari pada kak abi harus menderita dan itu menghadiahiku satu tamparan keras tangan ayah di pipi kiriku dengan segera kak ecca langsung merengkuh ku dalam pelukannya. Aku sadar aku tak boleh mengatakannya namun aku sudah terlanjur putus asa.
Setiap sholat aku selalu meminta kesembuhan kak abi tapi ternyata Allah berkehendak lain. Saat itu aku dan kak ecca membujuknya melakukan tranfusi darah tapi ia meminta di bawa ke pantai dan berjanji akan melakukakan transfusi darah setelah di pulang dari pantai aku pun menelpon ayah agar pulang karena kak abi ingin ke pantai, kami pun ke pantai dan saat matahari mulai terbenam ia ingin di peluk oleh aku kak ecca ayah juga ibu, kami pun sama** memeluknya ia bilang ia ingin selamanya berada di pelukan kami,
Ia pun berkata klo aku harus menjadi orang yang sukses dan aku harus menjaga ayah juga ibu. ia pun berpesan ke pada kak ecca agar menjagaku dan bila ia sudah tak ada kak ecca harus mencari penggantinya ia meminta maaf atas semua yang ia lakukakan juga bertetima kasih atas semua yang telah di berikan kepadanya ia juga berpesan ke padaku agar jengan sampai meniggalkan sholat. saat senja menjadi petang saat kami mengajaknya pulang ia telah ia telah menghembuskan napas terakhirnya di tempat yang paling ia sukai di pelukan orang** yang ia cintai. Terlihat segurat senyuman di wajahnya. Gundukan tanah di depanku masih merah semerah mataku tiara dan kak ecca menghampiriku , merengkuhku kedalam pelukannya sambil berkata
“ biarkan ia tenang di sisi Allah karena itulah tempat terbaik unutknya ! kakak akan selalu ada di sampingmu dan kamu harus kuat karena kamu harus memenuhi keinginannya”
“kami akan selalu menjagamu, yang terpenting kamu masih mempunyai orang ** yang menyayangimu “ ujar tiara sambil menatapku .
aku menatap kak ecca da tiara juga ibu yang berada di pelukan ayah dengan air mata yagn terus mengalir di pipiku. Ia aku harus kuat aku harus menjaga ayah juga ibu dan aku harus menuntut ilmu setinggi**nya agar aku menjadi orang yang sukses. Dan aku harus sadar aku masih mempunyai seoang kakak yang sangat cantik, baik,dan sangat sayang padaku dan aku masih mempunyai sahabat yagn peduli padaku. Satu kata yang selalu ku ingat yaitu Me must be strong…


Tidak ada komentar: