Selasa, 15 Maret 2011

OSI LAYER

Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.


Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggungjawwab secara khusus pada proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error” selama proses transfer data berlangsung.
Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.
“Open” dalam OSI adalah untuk menyatakan model jaringan yang melakukan interkoneksi tanpa memandang perangkat keras/ “hardware” yang digunakan, sepanjang software komunikasi sesuai dengan standard. Hal ini secara tidak langsung menimbulkan “modularity” (dapat dibongkar pasang).
“Modularity” mengacu pada pertukaran protokol di level tertentu tanpa mempengaruhi atau merusak hubungan atau fungsi dari level lainnya. Dalam sebuah layer, protokol saling dipertukarkan, dan memungkinkan komunikasi terus berlangsung. Pertukaran ini berlangsung didasarkan pada perangkat keras “hardware” dari vendor yang berbeda dan bermacam ‐ macam alasan atau keinginan yang
berbeda. Berikut diilustrasi dari modularity .



Gambar diatas mencontohkan Jasa Antar/Kurir yang akan mengantar kiriman paket. “Modularity” pada level transportasi menyatakan bahwa tidak penting, bagaimana cara paket sampai ke pesawat. Paket untuk sampai di pesawat, dapat dikirim melalui truk atau kapal. Masing‐masing cara tersebut, pengirim tetap mengirimkan dan berharap paket tersebut sampai di Toronto. Pesawat terbang membawa paket ke Toronto tanpa memperhatikan bagaimana paket tersebut sampaidi pesawat itu.
7 Layer OSI
Model OSI terdiri dari 7 layer :
1. Application
2. Presentation
3. Session
4. Transport
5. Network
6. Data Link
7. Physical



Ketika data ditransfer melalui jaringan, sebelumnya data tersebut harus melewati ke‐tujuh layer dari satu terminal, mulai dari layer aplikasi sampai physical layer, kemudian di sisi penerima, data tersebut melewati layer physical sampai aplikasi. Pada saat data melewati satu layer dari sisi pengirim, maka akan ditambahkan satu “header” sedangkan pada sisi penerima “header” dicopot sesuai dengan layernya.
Model OSI
Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap‐tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk enisjenis
protoklol jaringan dan metode transmisi.
Model dibagi menjadi 7 layer, dengan karakteristik dan fungsinya masing‐masing. Tiap layer harus dapat berkomunikasi dengan layer di atasnya maupun dibawahnya secara langsung melalui serentetan protokol dan standard

• Application Layer:
Layer yang ke-7, yang bernama application layer, memberikan suatu antarmuka bagi end-user yang mengoperasikan peranti yang terhubung ke jaringan. Layer ini merupakan "apa yang user lihat", dalam konteks loading aplikasi (seperti web browser atau email); yang mana, application layer ini merupakan data yang user lihat selama menggunakan aplikasi dalam jaringan. Secara umum fungsi application layer adalah sebagai berikut:
 Mendukung file transfer.
 Kemampuan untuk melakukan pencetakan (print) pada jaringan.
 Surat elektronik (email).
 Pengiriman pesan elektronik (electronic messaging).
 Melakukan browsing pada World Wide Web
Application layer terdiri dari bermacam-macam protocol diantaranya: HTTP, FTP, SMTP, dan NFS. Layer ini mengijinkan akses ke network services-seperti networked file transfer, message handling, dan database query processing-yang mendukung aplikasi secara langsung (directly). Layer ini juga mengkontrol akses network secara umum, pengiriman data dari sending applications ke receiving applications, dan memberikan informasi error dan status untuk aplikasi pada saat mengirim atau pada saat terjadi network errors karena terganggu (interfere) dengan layanan akses (service access) atau pengiriman (delivery).
Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaraninformasi antara program komputer, seperti program email, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya
• Presentation Layer:
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Layer ini bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi misalnya format text ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi. Secara umum fungsi dari presentation layer adalah :
 Enkripsi dan dekripsi dari suatu pesan untuk alasan keamanan.
 Kompresi dan dekrompresi suatu pesan sehingga dapat dikirimkan pada jaringan secara efisien.
 Memformat grafis.
 Melakukan translasi konten.
 Melakukan translasi yang sifatnya spesifik terhadap suatu sistem tertentu
Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi.
• Session Layer:
Session layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Sebuah session selain memungkinkan transport data biasa, seperti yang dilakukan oleh transport layer, juga menyediakan layanan yang istimewa untuk aplikasi -aplikasi tertentu. Sebuah session digunakan untuk memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing system atau untuk memindahkan file dari satu mesin kemesin
lainnya. Sebuah layanan session layer adalah untuk melaksanakan pengendalian dialog.
Session dapat memungkinkan lalu lintas bergerak dalam bentuk dua arah pada suatu saat, atau hanya satu arah saja. Jika pada satu saat lalu lintas hanya satu arah saja (analog dengan rel kereta api tunggal), session layer membantu untuk menentukan giliran yang berhak menggunakan saluran pada suatu saat. Layanan session di atas disebut manajemen token. Untuk sebagian protokol, adalah penting untuk memastikan bahwa kedua pihak yang bersangkutan tidak melakukan operasi pada saat yang sama. Untuk mengatur aktivitas ini, session layer menyediakan token-token yang dapat digilirkan. Hanya pihak yang memegang token yang diijinkan melakukan operasi kritis.
Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi,‐ bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain. Koneksi di layer ini disebut “session”.
• Transport Layer:
Fungsi dasar Transport Layer adalah menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut , meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan. Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika “end‐to‐end” antar terminal, dan menyediakan penanganan error (error handling).

• Network Layer:
Network layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet , mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat didasarkan pada table statik yang “dihubungkan ke” network. Route juga dapat ditentukan pada saat awal percakapan misalnya session terminal. Terakhir, route dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh karena itu, route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu. Bila pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket, maka ada kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bottleneck.
Pengendalian kemacetan seperti itu juga merupakan tugas network layer.
Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket.
• Data Link Layer:
Data Link Layer menangani bingkai (frame) dat a khusus antara jaringan dengan
Physical layer . Pada penerimaan akhir, layer ini mem-paket data mentah dari Physical layer kedalam bingkai data untuk pengiriman ke Network layer. Sebuah bingkai ( frame) data adalah unit das ar bagi trafik jaringan seperti data di kirim melalui media jaringan; bingkai data adalah sebuah format terstruktur yang tinggi (highly structured format) yang mana data dari layer atas di letakkan untuk pengiriman, dan pada saat data di extracted (diurai) saat di terima dan dikirim ke layer diatasnya. Secara umum fungsi dari Data Link Layer adalah :
1. Framing : Membagi bit stream yang diterima dari lapisan network menjadi unit-unit data yang disebut frame.
2. Physical Addressing : definisi identitas pengirim dan /atau penerima yang ditambahkan dalam header .
3. Flow Control : melakukan tindakan untuk membuat stabil laju bit jika rate atau laju bit stream berlebih atau berkurang.
4. Error Control : penambahan mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame yang gagal terkirim.
5. Communication Control : menentukan device yang harus dikendalikan pada saat tertentu jika ada dua koneksi yang sama.
Menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan “hardware” kemudian diangkut melalui media. komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical antara sistem koneksi dan penanganan error.

• Physical Layer:

Physical Layer berfungsi dalam pengiriman raw bit ke channel komunikasi. Masalah desain yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit pula, dan bukan 0 bit. Secara umum masalah-masalah desain yang ditemukan di sini berhubungan secara mekanik, elektrik dan interface prosedural, dan media fisik yang berada di bawah physical layer. Selain itu, layer ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio. Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.

Urutan Pemprosesan



1 komentar:

Arif Putra Pratama mengatakan...

kalau mengetahui berapa banyak byte yang ditambahkan pada pengiriman paket dari aplication layer sampai physical layer itu gimana ya?